Menikahi Pria Misterius

Lima Elemen Jahat 



Lima Elemen Jahat 

0"Anak baik, kamu tidak perlu mempedulikannya." Huo Jingshen menghibur istrinya, "Dia kekurangan kasih sayang, jadi dia iri melihat kita."      
0

"Tapi aku tidak melihat kalau dia kekurangan kasih sayang?" Su Wanwan mendengus, lalu dia menyesap teh dari cangkir di depannya, "Setiap aku bertemu dengannya, pasti dia sedang bersama dengan pacarnya yang berbeda-beda, wajah mereka juga cantik….."     

"Dia mempunyai banyak pacar, tapi dia tidak bisa bertahan dengan mereka. Entahlah mungkin dia memiliki masalah mental atau penyakit tersembunyi."     

"Pfft." Su Wanwan langsung menyemburkan teh yang baru saja dia minum     

Huo Jingshen menepuk punggung Su Wanwan dan berkata, "Ingat ya, lain kali kalau kamu bertemu dengannya, kamu langsung menghindar saja."      

"Kenapa?"      

"Tidak setia dan tidak jujur termasuk dalam lima elemen jahat." Kata Huo Jingshen dengan ekspresi datar.     

Su Wanwan terdiam, lidah suaminya benar-benar tajam.     

**     

Chu Xiuhuang tidak tahu kalau dia sedang dibicarakan.     

Dia sedang sibuk menelpon di lorong, "Ada apa?"     

"Tuan Muda Chu, apakah Anda sudah sampai di Xiao Yeyuan? Nona Huang meneleponku lebih dari sepuluh kali, dia sudah menunggu Anda di Paviliun Yuyun lebih dari satu jam…."     

"Aku sudah sampai, santai saja." Chu Xiuhuang menyela dengan kesal, dan berjalan masuk ke sebuah ruangan.      

"Tuan Muda Chu." Suara wanita itu terdengar lagi, "Nona Huang adalah cucu dari teman lama kakek Anda. Dia baru saja kembali dari belajar di Jepang. Dia mengambil jurusan penulisan naskah film. Beberapa artikelnya sudah diterbitkan di banyak majalah dan surat kabar asing, dan dia sudah mendapatkan beberapa penghargaan. Naskah untuk film itu..."     

"Oke, oke." Chu Xiuhuang kembali menyela dengan kesal, "Kenapa kamu cerewet sekali, bisakah kamu tidak mengganggu kencanku?"     

"Tuan Muda Chu." Suara wanita itu terdengar lebih serius dari biasanya, "Aku hanya ingin memberitahu Anda kalau Nona Huang berbeda dari wanita-wanita sebelumnya. Kakek Anda sangat berharap agar kencan buta ini sukses. Dia menyuruh saya untuk memberitahu Anda..."     

"Diam."      

"Baiklah Tuan Chu, semoga kencanmu bahagia, sampai jumpa." Setelah selesai berbicara, wanita itu langsung menutup teleponnya.     

Chu Xiuhuang menghentikan langkahnya.     

Kali ini, sekretarisnya… benar-benar semakin buruk! Sekretarisnya sering mengkritik Chu Xiuhuang, dan sekarang dia berani menutup teleponnya? Benar-benar sudah tidak bisa diatur!     

Beberapa menit kemudian, Chu Xiuhuang sampai di Paviliun Yuyun, lalu dia membuka ruangan pribadi itu.     

"Halo!" Wanita di dalam segera berdiri, "Tuan Muda Chu, kan? Saya Huang Shijia."     

Berbeda dengan pakain Chu Xiuhuang yang kasual, wanita ini berpakaian elegan dan berdandan dengan cantik, sepertinya dia telah mempersiapkan kencan hari ini dengan sangat hati-hati.     

Chu Xiuhuang masuk ke dalam, lalu menarik kursi di sana dan langsung duduk, kakinya bersila dan ada puntung rokok di mulutnya.      

Dia mengangkat alis pedangnya, mata phoenixnya menatap wanita itu dari ujung kepala sampai ujung kaki.     

Tatapan itu, lugas dan penuh kritik, benar-benar tampak sembrono.     

Tapi karena pria ini sangat tampan, wajah wanita itu perlahan-lahan memerah, wanita itu tersipu malu.     

Lalu Chu Xiuhuang membuka mulutnya, "Cantik sekali, apakah ini hasil operasi plastik?"     

Huang Shijia terkejut, "...Ah?"     

"Dadamu juga cukup besar, apa ini palsu?"     

Huang Shijia tercengang lagi, "...Apa?"     

"Oke, nanti malam datanglah ke Kamar nomor 7 di lantai atas mansionku, aku tidak suka memakai kondom, ingatlah untuk menyiapkan alat kontrasepsi terlebih dahulu." Setelah berbicara, Chu Xiuhuang mematikan puntung rokok, bangkit berdiri dan pergi.     

Baru saja dia berjalan beberapa langkah.     

"Tuan Muda Chu, tunggu dulu."     

Chu Xiuhuang berhenti sambil mendecakkan lidahnya. Para pelacur genit ini memang terlalu vulgar, mereka tidak bisa sabar.      

Dia berbalik dengan kesal. Tidak disangka Huang Shijia langsung menuang teh di cangkir ke kepala Chu Xiuhuang.     

**     

Setelah selesai makan, Huo Jingshen mengantar Su Wanwan kembali ke kampus menggunakan mobilnya.     

Su Wanwan melirik ke arah ponsel hitam di dasbor, dia cemberut dan akhirnya dia berkata, "Apa kamu bisa tidak memakai pelindung itu lagi?"      

Baru saja pelindung ponsel itu dejek oleh dua teman Huo Jingshen sekaligus. "Bagaimana kalau nanti dia pergi ke kantor dan bawahan atau bos perusahaan lain melihat itu…"     

"Atau mau ganti dengan pola lain?" Su Wanwan menyarankan lagi, "Aku membeli pola ini dengan harga murah. Memang agak naif dan bisa merusak citramu."     

Huo Jingshen menatap Su Wanwan dan mengangkat alisnya sedikit, "Pelindung ponsel ini adalah pemberian dari kekasihku, siapa yang berani berkomentar?"     

Su Wanwan terdiam, sudut mulutnya dimiringkan ke atas. Memang susah untuk berbicara serius dengan suaminya ini.     

Di gerbang kampus, Huo Jingshen tiba-tiba berkata, "Nanti malam, aku akan menjemputmu. Kita akan pergi makan malam."      

Su Wanwan terkejut, "Nanti malam?"      

"Iya." Kata Huo Jingshen sambil memarkirkan mobilnya, lalu dia menambahkan, "Kita akan membawa Ziyang untuk bertemu kakek dan nenek."      

Ternyata seperti itu.     

Su Wanwan tidak banyak berpikir, dia hanya berpikir kalau anak kecil itu sudah berada di kota Nan selama lebih dari setengah bulan, dan sudah seharusnya dia bertemu dengan kakek dan nenek.     

Setelah turun dari mobil, Su Wanwan melihat ke arah jam. Ini sudah jam dua lebih. Dia masih mempunyai kesempatan untuk menghadiri acara jam 3 sore. Lalu Su Wanwan segera menelpon Mo Weiyi, tapi ternyata gadis itu sudah pulang ke rumahnya.     

"Bukannya kamu tadi bilang mau ikut acara Hari Guru?" Tanya Su Wanwan.     

"Aku tidak mau datang. Sekarang aku sedang sangat marah."     

"Kenapa? Siapa yang membuatmu marah?"      

"Tidak apa-apa, aku matikan dulu teleponnya ya, besok saat di kampus aku ceritakan lebih jelas."      

"…..Oke."      

**     

Di dalam mobil, Mo Weiyi menutup teleponnya, dia mengerutkan keningnya dan mencubit tangan kecilnya.     

Dengan perasaan kesal, Mo Weiyi segera bertanya "Rong An, kapan informasi yang kamu minta pada orang lain akan siap?"     

Rong An mengendarai mobil dengan serius, "Putri, tolong bersabar."      

Mo Weiyi terdiam.     

Dia membuang muka dengan marah dan melihat ke luar jendela, dia tersadar kalau dia sudah sampai di Teluk Lishui, di luar terlihat sangat ramai, ada beberapa anak yang sedang bermain sepak bola di sana.     

Tiba-tiba.     

"Rong An, berhenti, cepat berhenti!"      

Audi hitam itu segera berhenti di pinggir jalan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.